Apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda ketika menemukan uang Rp 100.000 di jalan?
Selembar uang senilai Rp 100.000 tidak sengaja dijatuhkan oleh pejalan kaki di trotoar. Uang tersebut kemudian terlihat oleh 2 orang mahasiswa universitas terkenal di kota itu. Namun, mereka tidak mengambil uang tersebut karena beranggapan bahwa, “Kalau Rp 100.000 itu uang asli, maka seharusnya sudah duluan diambil orang lain yang berlalu lalang dari tadi di trotoar tersebut.”
Berselang beberapa waktu kemudian, seorang tukang parkir melewati trotoar yang sama dan melihat uang Rp 100.000 tadi. Karena mengetahui bahwa uang tersebut bernilai, ia memeriksanya sejenak dan kemudian memasukkan uang tersebut di kantongnya. Ia lalu pergi dan tersenyum gembira karena mendapatkan sesuatu yang bernilai dengan “gratis.”
Familiarkah dengan cerita di atas? Saat berada di kondisi yang sama. Anda akan menjadi orang yang seperti apa?
Kedua pelajar tersebut mempercayai “Efficient Market Hypothesis” yang diajarkan di universitas mereka.
Teori Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga saham perusahaan di pasar merupakan refleksi sempurna dari informasi yang tersedia mengenai perusahaan tersebut.
Cerita tadi mengambarkan bagaimana kondisi pasar saham seluruh dunia bekerja sekarang. Ketika ada saham sebuah perusahaan yang jelas terdiskon secara fundamental, mayoritas orang berpikir kalau memang dari awal sudah terdiskon, maka harga sahamnya sudah naik jauh-jauh hari lalu.
Begitu pula sebaliknya, ketika ada saham yang dihargai sangat mahal, mayoritas orang berpikir bahwa harga saham tersebut selayaknya dihargai lebih tinggi karena menawarkan “potensi” pertumbuhan yang signifikan.
Oleh sebab itu penting sekali untuk bisa berpikir secara “contrarian” dari mayoritas pelaku pasar, dengan begitu hasil yang didapatkan juga akan contrarian dengan mereka.
Pemikir contrarian adalah yang menentang atau tidak sependapat dengan opini mayoritas orang atau popular.
Sebagian dari Anda kemudian akan bertanya, “bagaimana cara menemukan saham perusahaan yang sedang terdiskon dan kemudian membelinya tanpa terlalu banyak menghiraukan tanggapan investor mayoritas yang memiliki pendapat yang berbeda?”
Jawabannya hanya satu dan akan selalu sama, yaitu bacalah sebanyak mungkin informasi yang benar dan bisa didapat mengenai perusahaan tersebut. Mulai dari mengetahui bisnis modelnya, laporan keuangan, siapa manajemen yang menjalankan operasional perusahaaan, prospek produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, siapa saja kompetitornya, dan bagaimana manajemen mengalokasikan modalnya.
I insist on a lot of time being spent, almost every day, to just sit and thnk. That is very uncommon in American business. I read and think. So i do more reading and thinking, and make less impulse decisions than most people in business.
Warren Buffett
Dari informasi yang sudah kita baca dan kumpulkan tersebut, ambil waktu untuk berpikir apakah perusahaan sedang dinilai murah atau mahal di pasar. Hanya dengan itu kita bisa menjadi investor yang berhasil.
We simply attempt to be fearful when others are greedy and to be greedy only when others are fearful.
Warren Buffett